Martha Argerich (Facebook) |
Tampaknya tidak salah kalau Martha Argerich adalah artis
segala jaman. Dia lahir di Buenos Aires, Argentina tahun 1941, dan mulai
main piano pada saat masih berumur tiga tahun. Pada usia lima tahun dia belajar
piano dari guru piano Vincenzo Scaramuzza yang menekankan pentingnya lirik dan
perasaan. Karirnya sebagai pianis dimulai pada 1949 saat dia bermain dalam pergelaran
konser sewaktu masih berumur delapan tahun.
Pada saat keluarganya pindah ke Eropa, dia meneruskan
sekolah musiknya di Austria dengan guru musik Friederich Gulda. Kepindahan
keluarganya ke Eropa dimungkinkan ketika ayahnya diangkat oleh Juan Peron
(kemudian menjadi Presiden Argentina) menduduki jabatan diplomatik pada
Kedutaan Argentina di Wina. Algerich kemudian melanjutkan studinya dengan
bimbingan Stefan Askenase dan Maria Curcio.
Argerich di usianya yang ke 21 (Wikipedia) |
Pada tahun 1957 di usianya yang ke enambelas, dia
memenangkan dua kompetisi sekaligus dalam jangka waktu tiga minggu: Geneva International Music Competition
dan Ferruccio Busoni International
Competition. Algerich meraih reputasi internasional ketika dia memenangkan International Chopin Piano Competition
yang ketujuh di Warsawa tahun 1965, waktu dia berusia 24 tahun. Pada tahun yang
sama dia membuat rekaman pertamanya dengan memainkan karya-karya Chopin, Bach, Ravel,
Prokofiev dan Liszt.
Argerich sering dikatakan sebagai pemain piano yang “kesepian”
sewaktu bermain solo di panggung. Sejak tahun 1980 dia sering bermain solo
dalam pagelarannya, daripada memainkan konserto. Akan tetapi dua rekaman
konserto pianonya menjadi terkenal, yaitu Konserto Piano No 3 dari Rachmaninoff
(direkam bulan Desember 1982) dengan Radio
Symphonie-Orchester Berlin dengan Riccardo Chailly sebagai konduktor, dan
Konserto Piano No 1 dari Tchaikovsky (direkam Februari 1980) dengan Symphony Orchester Des Bayerischen Rundfunks,
dan Kirill Kondrashin sebagai konduktor.
Interpretasi musiknya yang terkenal juga adalah untuk Konserto Piano No
3 dari Prokofiev, Konserto Piano dalam G dari Ravel. Dan Partita No 2 dalam C
Kecil dari Bach, dimana dia telah merekamnya beberapa kali dan juga sering memainkannya dalam pergelaran konser.
Kehidupan pribadinya juga menarik, Argerich menikah tiga
kali. Pernikahan pertamanya adalah dengan Robert Chen, seorang
komponis-konduktor, dari pernikahannya dia memiliki anak perempuan, Lydia Chen,
yang kemudian menjadi pemain biola. Dari tahun 1969 sanpi 1973 Argerich menikah
dengan Charles Dutoit, seorang kondukter, dan mempunyai anak perempuan, Annie
Dutoit. Pernikahannya yang ketiga adalah dengan pianis Stephen Kovacevich, yang
memberinya anak perempuan, Stephanie.
Pada tahun 1990 Argerich didiagnosa mendapat penyakit
semacam kanker kulit, yang hilang timbul dan kemudian merembet ke paru-parunya.
Setelah sebagian dari paru-parunya diangkat, kankernya hilang sejak tahun 2012.
(Sumber: Wikipedia, the free encyclopedia).
Nikmati permainan piano Martha Argerich, sejak dia masih
muda sampai saat ini, sebagaimana diunggah dalam YouTube berikut ini:
1952 (25
November), pada waktu berumur 11 tahun sudah mahir memainkan karya Bach, yaitu Toccata dalam G Besar BWV
916, Presto
1965, ikut dan
memenangkan Chopin Competition di Warsawa dengan memainkan karya Chopin: Konserto Piano No 1
1969, memainkan
karya Bach English Suite
No 2
1975, memainkan karya Tchaikovsky Konserto Piano No 1, dengan konduktor mantan suaminya, Charles Dutoit (berpisah tahun 1973). Dutoit disini terlihat masih klimis.
1982, memainkan
karya Rachmaninoff Konserto
Piano No 3, masih dengan konduktor Charles Dudoit, mantan suaminya. Charles
Dutoit terlihat berbeda dengan cambang dan
jenggotnya yang lebat. Perhatikan permainan mata Algerich (03:06 – 03:14), apakah
masih ada cinta dalam hatinya? Atau sekedar seorang pianis yang mengikuti gerak
tangan sang konduktor yang mantan suaminya.
Martha Argerich rupanya suka memainkan karya-karya Johann
Sebastian Bach, diantaranya Partita No 2 yang dipergelarkannya dalam beberapa
pergelaran: seperti tahun 2000, klik disini,
kemudian tahun 2008, klik disini. Pada usianya yang semakin lanjut dan rambut yang memutih, Argerich masih tampak
bersemangat memainkan karya-karya komponis musik abadi.
Stephanie Argerich, salah seorang anak Argerich dari pianis pianis
Stephen Kovacevich berencana membuat film biografi tentang ibunya, yang
merupakan kombinasi antara kehidupan Argerich pada masa muda dengan
kehidupannya saat ini serta hubungan antara anak dan ibunya yang pada beberapa
tahun terakhir ini semakin dekat. Tapi belum jelas bagaimana kelanjutan
pembuatan film ini.
No comments:
Post a Comment